Dasar-Dasar Matematika untuk Faraid
Dasar-Dasar Matematika untuk Faraid
Pada bab ini Anda akan
mempelajari:
·
Operasi Matematika Dasar
- Mengenal
Angka
- Penjumlahan
- Pengurangan
- Perkalian
- Pembagian
- Penggabungan
Operasi Matematika
·
Operasi Bilangan Pecahan
- Penjumlahan
Bilangan Pecahan
- Pengurangan
Bilangan Pecahan
- Perkalian Bilangan Pecahan
- Pembagian
Bilangan Pecahan
- Gabungan
Operasi Matematika pada Bilangan Pecahan
·
Pembulatan Terkecil pada Bilangan Pecahan
·
Contoh-contoh Soal dan Jawabannya
Dasar-dasar matematika ini
sengaja saya sertakan pada pelajaran ilmu faraid, disebabkan hampir sebagian
besar perhitungan warisan ini memerlukan pengetahuan dasar akan ilmu
matematika. Mungkin diantara pembaca sudah banyak yang mengenal dan memahami
dasar matematika yang akan dibahas ini, namun bagi pembaca yang belum memahami
matematika dasar, atau mungkin sudah lupa karena memang pelajaran matematika
ini dipelajari ketika kita masih di SD (sekolah dasar) dulu, maka Insya Allah
pembahasan dasar-dasar matematika ini akan berguna untuk dipelajari kembali
sebagai pengingat kita.
Dasar-dasar matematika untuk
faraid ini saya bagi menjadi dua bahasan utama, yaitu:
- Operasi
Matematika Dasar
- Operasi
Bilangan Pecahan
Operasi Matematika Dasar
Pada pembahasan operasi
matematika dasar ini, saya membagi lagi menjadi beberapa sub bahasan sebagai
berikut:
- Mengenal
Angka
- Penjumlahan
- Pengurangan
- Perkalian
- Pembagian
- Penggabungan
Operasi Matematika
Mengenal Angka
Angka adalah suatu nilai atau
object utama dalam suatu perhitungan, dimana tanpa angka ini tidak mungkin
terjadi suatu operasi matematika. Terdapat sepuluh angka dasar yang wajib
diketahui, yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, 8, dan 9. Maha Suci Allah dan Maha Besar Allah, dari
sepuluh angka-angka inilah dapat terjadi suatu operasi matematika yang sangat
kompleks. Dari sepuluh angka-angka ini dapat terwujud menjadi bilangan positi,
negatif, pecahan atau desimal, nilai uang, dan lain sebagainya.
Penjumlahan
Penjumlahan merupakan operasi
matematika yang menjumlahkan suatu angka dengan angka lainnya sehingga
menghasilkan nilai tertentu yang pasti. Simbol untuk operasi penjumlahan adalah
tanda plus ( + ).
Contoh:
3 + 7 = 10
Pengurangan
Pengurangan merupakan operasi
matematika yang mengurangkan suatu angka dengan angka lainnya sehingga
menghasilkan nilai tertentu yang pasti. Simbol untuk operasi pengurangan adalah
tanda minus ( - ).
Contoh:
11 – 1 = 10
Perkalian
Perkalian merupakan operasi
matematika yang mengalikan suatu angka dengan angka lainnya sehingga
menghasilkan nilai tertentu yang pasti. Simbol untuk operasi perkalian adalah
tanda silang ( x ).
Contoh:
2 x 5 = 10
Pembagian
Pembagian merupakan operasi
matematika yang membagi suatu angka dengan angka lainnya sehingga menghasilkan
nilai tertentu yang pasti. Simbol untuk operasi pembagian adalah tanda titik
dua ( : ) atau ( ÷ ). Selain tanda titik dua, seringkali operasi
pembagian ini menggunakan simbol garis miring ( / ) atau garis tengah ( _
).
Contoh:
100 : 10 = 10
100 ÷ 10 = 10
100 / 10 = 10
Penggabungan Operasi Matematika
Selain ke empat operasi
matematika diatas (penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian), terdapat
pula operasi matematika lainnya yang juga umum dilakukan, yaitu penggabungan
dari ke empat operasi matematika tersebut. Operasi matematika jenis ini harus
mengikuti persyaratan sebagai berikut:
1. Operasi matematika yang
perhitungannya didahulukan adalah operasi matematika yang diawali dengan tanda
kurung buka “(“ dan dan diakhiri dengan tanda kurung tutup “)”, dimana diawali
dengan tanda kurung yang terletak di bilangan yang paling dalam.
2. Kemudian setelah itu operasi
perkalian dan pembagian, dengan urutan dari paling awal atau dari kiri ke
kanan.
3. Kemudian yang terakhir adalah
operasi penjumlahan dan pengurangan, dengan urutan dari paling awal atau dari
kiri ke kanan.
Contoh:
Berapakah hasil dari operasi matematika sebagai
berikut: 1 + 2 × (3 + (5 - 1)) : 7 – 2 ?
Jawaban:
= 1 + 2 × (3 + (5 - 1))
: 7 – 2
= 1 + 2 × (3 + 4)
: 7 – 2
= 1 + 2 × 7 :
7 – 2
= 1 + 14 : 7
– 2
= 1 + 2 – 2
= 3 – 2
= 1
Operasi Bilangan Pecahan
Bilangan pecahan merupakan bilangan yang terdiri
dari dua bagian angka, yaitu angka sebagai pembilang (numerator) dan
angka sebagai pembagi (denominator) dimana kedua bagian angka ini
dipisahkan dengan simbol garis miring ( / ). Didalam ilmu faraid,
pembagi ini seringkali disebut sebagai asal masalah atau pokok
masalah. Format penulisan bilangan pecahan adalah sebagai berikut : A/B
, dimana “A” adalah pembilang dan “B” adalah pembagi. Terkadang
format penulisan ini menggunakan tanda garis bawah ( _ ), seperti:
Cara membaca bilangan pecahan ini adalah dengan menggunakan kata “per”, jadi bilangan pecahan pada contoh diatas dibaca “A per B”. Khusus untuk nilai pembilangnya 1, maka umumnya dibaca dengan kata depan “seper”. Jadi jika ada bilangan pecahan “1/3” maka ia dapat dibaca “sepertiga” atau bisa juga dibaca “satu per tiga”. Juga khusus untuk bilangan pecahan 1/2, selain dapat dibaca dengan kata “seperdua” atau “satu per dua”, seringkali ia dibaca juga dengan kata “separo”, “separuh”, atau “setengah”.
Satu hal yang harus
diperhatikan adalah bilangan pecahan ini sebenarnya menggunakan operasi
matematika pembagian sebagaimana yang sudah saya bahas pada sub bab
sebelumnya. Jadi jika ada bilangan pecahan 4/2 maka hasilnya
adalah 2 karena 4 : 2 = 2. Lalu mengapa bilangan pecahan disini
tidak langsung ditulis saja dengan tanda titik dua (:) ? Sebenarnya hal
ini tidak mengapa jika hendak ditulis demikian, namun penggunaan simbol titik
dua ini umumnya digunakan untuk operasi matematika yang memerlukan hasil
langsung, sedangkan bilangan pecahan tidak bersifat demikian, karena ia umumnya
digunakan untuk dikalkulasi atau dihitung dengan operasi matematika lainnya.
Contoh, jika ada bilangan pecahan 1/2 maka kita tidak perlu membagi
dahulu secara langsung nilai 1 dengan nilai 2, cukup ditulis saja 1/2 , kelak
ia akan berguna ketika disertakan didalam operasi matematika lainnya, atau bisa
juga diterapkan untuk mengetahui bagian tertentu dari suatu object.
Contoh, 1/2 bagian dari sebuah persegi empat adalah
sebagai berikut:
Contoh lainnya, 1/3 bagian
dari sebuah lingkaran adalah sebagai berikut:
Terdapat lima operasi bilangan
pecahan yang umum dilakukan, yaitu:
- Penjumlahan
Bilangan Pecahan
- Pengurangan
Bilangan Pecahan
- Perkalian
Bilangan Pecahan
- Pembagian
Bilangan Pecahan
- Gabungan
Operasi Matematika pada Bilangan Pecahan
Penjumlahan Bilangan Pecahan
Dalam menjumlahkan bilangan pecahan, maka semua
pembagi nya harus bernilai sama dahulu. Jika pembaginya tidak bernilai sama,
maka harus menggunakan nilai pembagi baru yang dapat dibagi oleh semua pembagi
awal tanpa menghasilkan sisa. Untuk menyamakan pembagi baru ini, harap
menggunakan kelipatan persekutuan terkecil (KPK), yaitu nilai
terkecil yang dapat digunakan untuk mengalikan pembagi awal, sehingga
didapatkan pembagi baru terkecil yang dapat dibagi oleh semua pembagi awal yang
ada tanpa sisa. Contoh, ketika terdapat dua pembagi, pembagi yang satu bernilai
9, dan pembagi yang lain bernilai 6, dimana kedua bilangan pecahan tersebut
hendak dijumlahkan, maka pembagi baru yang dapat digunakan adalah 18, karena
angka 18 merupakan nilai terkecil yang dapat dibagi oleh angka 9 dan dapat juga
dibagi oleh angka 6 tanpa ada sisa.
18 : 9 = 2 è (tanpa ada sisa)
18 : 6 = 3 è (tanpa ada sisa)
Angka 2 dan 3 pada contoh diatas adalah yang
disebut sebagai faktor pengali. Ketika menyamakan nilai pembagi, maka
semua pembilang dan pembagi pun harus di kalikan nilainya dengan faktor pengali
ini. Agar lebih mudah dalam memahami pengertian ini, sebaiknya kita fahami
contoh-contoh berikut ini:
- Berapakah
hasil dari 1/2 + 5/2 ?
Karena masing-masing pembaginya mempunyai nilai yang sama, yaitu 2, maka
dapat langsung dijumlahkan. Hasilnya:
-
Berapakah
hasil dari 1/2 + 2/3 ?
Karena masing-masing pembaginya
mempunyai nilai yang berbeda, yaitu 2 dan 3, maka kedua bilangan pecahan ini
tidak dapat langsung dijumlahkan sebelum pembaginya disamakan. Nilai terkecil yang dapat dibagi dengan 2 dan 3 adalah 6, dengan demikian
nilai 6 ini digunakan sebagai pembagi yang baru. Caranya adalah sebagai
berikut:
Perhatikan angka 3 sebagai faktor pengali pada bilangan pecahan yang pertama. Angka 3 ini didapat dari nilai 6 dibagi pembaginya (6 : 2 = 3). Begitu juga angka 2 sebagai faktor pengali bilangan pecahan yang kedua, didapat dari nilai 6 dibagi pembaginya (6 : 3 = 2).
Pengurangan Bilangan Pecahan
Sebagaimana dalam menjumlahkan bilangan pecahan,
maka dalam mengurangkan bilangan pecahan pun semua pembagi nya harus bernilai
sama dahulu. Caranya sama persis sebagaimana pada penjumlahan bilangan pecahan. Contoh:
- Berapakah
hasil dari 5/2 - 1/2 ?
Karena masing-masing pembaginya mempunyai nilai yang sama, yaitu 2, maka
dapat langsung dikurangkan. Hasilnya:
- Berapakah
hasil dari 2/3 - 1/2 ?
Karena masing-masing pembaginya mempunyai nilai yang berbeda, yaitu 2 dan
3, maka kedua bilangan pecahan ini tidak dapat langsung dikurangkan sebelum
pembaginya disamakan. Nilai terkecil yang dapat dibagi dengan 2 dan 3 adalah 6,
dengan demikian nilai 6 ini digunakan sebagai pembagi yang baru. Caranya adalah
sebagai berikut:
Perkalian Bilangan Pecahan
Dalam mengalikan
bilangan pecahan, maka semua pembilang dan pembaginya harus dikalikan secara
searah, yaitu pembilang yang satu dikalikan dengan pembilang yang lain serta
pembagi yang satu dikalikan dengan pembagi yang lain. Tidak
seperti pada penjumlahan dan pengurangan, nilai pembagi tidak perlu bernilai
sama dahulu. Contoh:
- Berapakah
hasil dari 1/2 x 5/2 ?
- Berapakah hasil
dari 1/2 x 2/3 x 5/2 ?
Pembagian Bilangan Pecahan
Dalam
membagi bilangan pecahan, maka semua pembilang dan pembaginya harus dikalikan
secara bersilangan (dibalik), yaitu pembilang yang satu dikalikan dengan
pembagi yang lain serta pembagi yang satu dikalikan dengan pembilang yang lain.
Contoh:
- Berapakah
hasil dari 1/2 : 5/2 ?
- Berapakah
hasil dari 1/2 : 2/3 : 5/2 ?
Gabungan Operasi Matematika pada Bilangan Pecahan
Selain ke empat operasi matematika pada bilangan
pecahan diatas (penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian), terdapat
pula operasi matematika pada bilangan pecahan lainnya yang juga umum dilakukan,
yaitu penggabungan dari keempat operasi matematika tersebut.
Contoh:
Berapakah hasil dari operasi matematika sebagai
berikut:
Jawaban:
Pembulatan Terkecil pada
Bilangan Pecahan
Pembulatan terkecil diperlukan
untuk menyederhanakan penulisan bilangan pecahan, sehingga didapatkan nilai
terkecil dari pembilang dan pembaginya. Dalam membulatkan bilangan pecahan
harus menggunakan faktor pembagi, yaitu nilai yang digunakan untuk membagi
pembilang dan pembagi agar didapat nilai yang paling kecil. Faktor pembagi
untuk pembilang dan pembagi harus sama nilainya.
Contoh:
Berapakah pembulatan terkecil
dari bilangan-bilangan pecahan berikut ini:
a.
b.
c.
d.
e.
Jawaban:
a.
b. à Karena
pembilang dan pembagi mempunyai nilai yang sama. Ingat, 12 : 12 = 1.
c. à Sudah
merupakan bilangan bulat pecahan yang terkecil.
d.
e.
Perhatikan jawaban pada no.e diatas. Karena
pembilang mempunyai nilai yang lebih besar dari pembaginya, maka cara
membulatkannya adalah harus mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Carilah angka terdekat dengan
angka 33 yang dapat habis dibagi dengan angka 5. Maka kita
akan mendapati angka tersebut adalah angka 30.
2. Bagilah angka 30 dengan angka 5,
maka hasilnya 6. Ingat, 30 : 5 = 6.
3. Simpan angka 6 tersebut diawal
dan dipertengahan bilangan pecahan.
4. Kemudian kurangkan angka 33
diatas dengan angka 30, maka hasilnya adalah 3. Simpanlah angka 3 ini sebagai
pembilang yang baru.
5. Untuk pembagi tidak boleh
dirubah, yaitu tetap menggunakan angka 5 sebagaimana pada pembagi awal.
6. Maka hasil dari adalah atau bisa juga ditulis dengan 6 3/5.
Contoh-contoh Soal dan
Jawabannya
Contoh 1
Hitunglah hasil dari operasi matematika pada
bilangan pecahan berikut ini:
Jawaban:
Contoh 2
Hitunglah hasil dari operasi matematika pada
bilangan pecahan berikut ini:
Jawaban:
Contoh 3
Samakah masing-masing bilangan pecahan ini dengan pasangan disebelah
kanannya?
a. 1/2 dan 2/4
b. 3/6 dan 521/1042
c. 3/7 dan
18/42
d. 2/4 dan 13/20
Jawaban:
a. 1/2 dan 2/4 adalah sama saja,
karena 1/2 : 2/4 = 1
b. 3/6 dan 521/1042 adalah sama
saja, karena 3/6 : 521/1042 = 1
c. 3/7 dan 18/42 adalah sama saja,
karena 3/7 : 18/42 = 1
d. 2/4 dan 13/20 adalah tidak
sama, karena 2/4 : 13/20 tidak sama dengan 1
Contoh 4
a. Berapakah
1/2 dari 1000?
b. Berapakah 1/3 dari 900?
c. Berapakah
1/4 dari 1/2?
Jawaban:
a. 1/2 x 1000 =
500
b. 1/3 x 900 = 300
c. 1/4 x 1/2 =
1/8
Contoh 5
Manakah dari bilangan-bilangan pecahan ini yang paling besar nilainya?
a. 1/2, 1/3,
1/4, 1/6, 1/8, 2/3?
b. 10/48, 15/54, 3/18?
c. 4/30, 6/54,
3/18?
Jawaban:
Untuk mencari nilai yang
terbesar diantara beberapa bilangan pecahan, maka pembagi harus disamakan
dahulu pada semua bilangan pecahan tersebut. Untuk menyamakan pembagi ini,
dapat menggunakan dua cara, yakni:
1. Dengan cara menyederhanakan
setiap pembilang dan pembagi dari seluruh bilangan pecahan yang ada, kemudian
dicari KPK nya, yaitu nilai terkecil yang digunakan untuk mengalikan pembagi
awal, sehingga didapatkan pembagi baru terkecil yang dapat dibagi oleh semua
pembagi awal yang ada tanpa sisa. Cara pertama ini dilakukan jika pembagi dari
bilangan pecahan tersebut nilainya kecil-kecil, sehingga lebih mudah dalam
mencari nilai pembagi yang baru.
2. Dengan cara menyederhanakan setiap
pembilang dan pembagi dari seluruh bilangan pecahan yang ada, kemudian
mengalikan antara pembagi satu dengan pembagi lainnya dari seluruh bilangan
pecahan yang ada. Cara ini dilakukan manakala nilai pembagi
besar-besar.
Marilah kita coba jawab
pertanyaan-nya sebagai berikut:
a. Berhubung
nilai pembagi pada kecil-kecil, maka kita dapat menggunakan cara pertama.
=
1/2
1/3 1/4
1/6 1/8
2/3
=
12/24 8/24
6/24 4/24
3/24 16/24
=> Maka
didapatkan, nilai yang terbesar adalah 2/3.
b. =
10/48 15/54 3/18
=
5/24 5/18 1/6
=> Maka
disini kita dapat menggunakan cara pertama.
=
15/72 20/72 12/72
=> Maka
didapatkan, nilai yang terbesar adalah 15/54.
c. =
4/30 6/54
3/18
=
2/15 1/9
1/6
=> Maka
disini kita dapat menggunakan cara kedua.
=
108/810 90/810 135/810
=> Maka
didapatkan, nilai yang terbesar adalah 3/18.
Komentar
Posting Komentar